Fasilitas Minim, Kesejahteraan Guru Memprihatinkan
PROKAL.CO, TANA PASER. Mengunjungi beberapa sekolah di Muara Samu, Selasa (30/8) , Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Paser terkejut. Fasilitas dan kesejahteraan guru masih jauh dari harapan.
Hal itu diakui Kepala Bappeda Paser, Ambo Lala melalui Kabid PKR Bappeda Paser, Kadir Sambolangi.
Saat melakukan kunjungan di SDN 003, SDN 006, dan SDN 007 Kecamatan Muara Samu, kepala sekolah dan dewan guru kompak meminta agar biaya operasional pendidikan (BOP) ditambah, atau paling tidak bisa dipertahankan dari yang ada saat ini. Kepala SDN 007 Tanjung Pinang, Kecamatan Tanjung Pinang mengatakan, realisasi BOP di sekolahnya selalu mencapai 100 persen. Dan dari BOP itulah, dia membiayai guru honor yang ada.
”Kami punya empat guru honor. Namun dengan BOP yang ada, kami baru bisa membiayai tiga orang. Dari segi prasarana, SDN 007 yang bersebelahan dengan Vihara Dharma Giri Loka ini baru memiliki empat ruang kelas. Jadi ada dua ruang kelas yang disekat jadi dua untuk memenuhi kebutuhan enam rombongan belajar,” ujar Kabid PKR, Kadir Sambolangi menirukan statement kepala sekolah, sembari menunjukkan catatan hasil kunjungannya.
Dikatakannya, hal lain yang menjadi masalah serius adalah ketersediaan tenaga pendidik yang bersedia tinggal secara menetap di lingkungan sekolah. SDN 007 baru saja ditinggal salah satu guru PNS yang pindah ke Tanah Grogot. Masalah yang sama dihadapi SDN 006 Desa Rantau Atas yang jadi satu dengan SMP Negeri 2 dan SMA PGRI 25 Muara Samu. Masalah ini timbul karena susahnya mencari tenaga pendidik yang merupakan warga asli, atau warga dari luar yang bersedia tinggal dan mengabdi di sekolah itu.
Dari tiga guru honor di tiga sekolah ini yang ditemui, lanjut Kadir, hanya satu yang asli Rantau Atas. Yaitu, Supardi yang merupakan alumnus SMK PGRI 2 Tanah Grogot yang sebentar lagi akan menyelesaikan pendidikan strata satu (S-1) di Universitas Terbuka kelas Tanah Grogot. Dua lainnya adalah Septi Astuti dari Batu Sopang dan Herlinawati dari Jone, Tanah Grogot.
”Sekolah lain yang kami (Bappeda, Red) kunjungi adalah SMA Negeri 1 Muara Samu dan SMP Negeri 1 Muara Samu. Dibanding sekolah lain, kedua sekolah ini masih lebih baik karena berada di ibu kota kecamatan. Meski demikian, keduanya tidak terlepas dari masalah. Saat ini SMA 1 masih menggunakan gedung milik SMA PGRI 25. Ada lahan yang disiapkan, namun masih dalam proses di Bagian Pemerintahan Setdakab Paser,” tutupnya. (ian/pro/cyn)