TANA PASER - Kondisi jalan menuju Kecamatan Muara Samu yang melewati Desa Luan, Suwito, Biu, sampai di ibu kota kecamatan Muser, saat ini sangat memprihatinkan. Jalan sepanjang 4 kilometer itu sulit dilewati. Bahkan di beberapa titik terdapat kerusakan paling parah, terutama di antara Desa Luan dan Suwito. Hal tersebut mendapat perhatian serius dari Wakil Bupati (Wabup) Mardikansyah saat menghadiri musrenbang tingkat kecamatan di Muara Samu, Kamis (3/3). Rasa prihatin diungkapkan wabup kala memberikan sambutan di depan para kepala SKPD, muspika, perwakilan perusahaan, tokoh masyarakat, anggota DPRD, serta sejumlah kepala desa. “Saya sedih, hampir 10 tahun penanganan kerusakan jalan di Muara Samu hingga menuju Muser, terkesan dianaktirikan. Padahal jalan tersebut menjadi urat nadi perekonomian masyarakat dengan aktivitas tinggi, bahkan sebagai akses utama menuju ibu kota kabupaten,” katanya. Menurut wabup, permasalahan infrastruktur jalan ini harus mendapatkan perhatian serius, lebih-lebih menyangkut keselamatan pengguna jalan yang tak jarang memakan korban. Pada kesempatan tersebut, berbagai usulan disampaikan masyarakat. Selain meminta perbaikan jalan dan jembatan, juga masalah sosial kemasyarakatan. Menurut Mardikansyah, semua itu akan dituntaskan. Mengingat pada tahun anggaran 2016 ini, bupati dan wabup tak ikut menyusun anggaran APBD. “Semua usulan di perdesaan akan diprioritaskan secara bertahap. Saya berharap kepala desa terus menjalin komunikasi yang baik dengan kecamatan hingga SKPD di kabupaten, sehingga arah pembangunan prioritas bisa ditentukan bersama-sama,” tambahnya.
Jalan sepanjang 4 kilometer itu sulit dilewati. Bahkan di beberapa titik terdapat kerusakan paling parah, terutama di antara Desa Luan dan Suwito. Hal tersebut mendapat perhatian serius dari Wakil Bupati (Wabup) Mardikansyah saat menghadiri musrenbang tingkat kecamatan di Muara Samu, Kamis (3/3).
Rasa prihatin diungkapkan wabup kala memberikan sambutan di depan para kepala SKPD, muspika, perwakilan perusahaan, tokoh masyarakat, anggota DPRD, serta sejumlah kepala desa.
“Saya sedih, hampir 10 tahun penanganan kerusakan jalan di Muara Samu hingga menuju Muser, terkesan dianaktirikan. Padahal jalan tersebut menjadi urat nadi perekonomian masyarakat dengan aktivitas tinggi, bahkan sebagai akses utama menuju ibu kota kabupaten,” katanya.
Menurut wabup, permasalahan infrastruktur jalan ini harus mendapatkan perhatian serius, lebih-lebih menyangkut keselamatan pengguna jalan yang tak jarang memakan korban.
Pada kesempatan tersebut, berbagai usulan disampaikan masyarakat. Selain meminta perbaikan jalan dan jembatan, juga masalah sosial kemasyarakatan. Menurut Mardikansyah, semua itu akan dituntaskan. Mengingat pada tahun anggaran 2016 ini, bupati dan wabup tak ikut menyusun anggaran APBD.
“Semua usulan di perdesaan akan diprioritaskan secara bertahap. Saya berharap kepala desa terus menjalin komunikasi yang baik dengan kecamatan hingga SKPD di kabupaten, sehingga arah pembangunan prioritas bisa ditentukan bersama-sama,” tambahnya.